Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Kajian Tafsir Surat Yasin ayat 3

Rasulullah dilahirkan pada tahun gajah atau 'Ammul Fil

Kronologi turunnya ayat tersebut (asbab al wurud) bermula pada waktu itu Rasulullah Saw. memikirkan bagaimana caranya supaya orang-orang kufar jahiliah beriman atas risalah yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Mayoritas dari mereka lari dan tidak beriman, apalagi sampai mau mengakui risalah Rasulullah Saw. 


Tegas Allah taala menurunkan ayat: 

” Yasiin. Wal Quranul hakim. Innaka Laminal mursalin”, Yasin, demi al Quran yang mulia. Sungguh engkau sebenar-benarnya utusan(rasul). Seakan-akan Allah Swt berfirman: “Andaikata mereka tidak mau mengakui wahai Muhammmad engkau utusanKu Aku yang akan mengakuimu; engkau adalah utusanKu. ‘Engkau sebenar-benar utusan’.

Orang-orang kafir hendak mengatakan kepada rasulullah: La ta'mursala.(Anda Bukan Rasul)


kemudian Allah menurunkan ayat ke-3 dari surat yasin ,Allah berfirman:
Innaka Laminal mursalin [Sungguh engkau sebenar-benarnya utusan(rasul)]

@ Tentang pribadi rasulullah:

Beliau adalah Khuluqil 'Adhim
Beliau adalah Uswatun Hasanah.
ketika berjumpa dengan orang yang lebih tua, senantiasa memuliakan.
ketika berjumpa dengan anak-anak kecil, senantiasa berkasih sayang
Rasulullah adalah orang yang paling berlaku baik terhadap istri dan anaknya,semoga bisa.aamiin
Rasulullah sebagai mertua, suatu ketika antara Ali dan Fathimah terjadi pertikaian dan Rasulullah sebagai mertua tidak kemudian memanas-manasi namun beliau mendamaikannya,melakukan dengan akhlak terbaik.

Kurang lebih ceritanya seperti ini,
Suatu ketika Aisyah mengadukan kepada Fathimah sesuatu,
Aisyah dinikahi ketika beliau perawan, diantara pasangan-pasangan janda yang dinikahi rasulullah.
Hal ini membuat Fathimah tidak nyaman. Fathimah mengatakan Wahai Rasulullah,Ibu Kami, beliau menjelaskan begini (Aisyah dinikahi ketika beliau perawan, diantara pasangan-pasangan janda yang dinikahi rasulullah) .kemudian Rasulullah menjawab pertanyaannya. Jika dia ('Aisyah) bertanya. Bahwa saya (Nabi) menikah dengan khadijah ketika beliau perjaka.


@ Apa kewajiban seorang Muslim kepada Rasul-Nya?

a. membenarkan apa yang di beritakan

Seluruh yang dikabarkan Rasulullah adalah Hak, pasti terjadi.

sebagai contoh,
Hadits tentang tanda-tanda kiamat.
Hadits tentang penyakit Wahn (Cinta dunia dan takut Mati)

b. mentaati apa yang telah menjadi perintahnya

Jangan sampai kemudian, orang tua mengeluhkan anak-anak (muda) sulit diatur, anak-anak tidak bangga atau berat datang ke Masjid .

Jangan sampai kemudian kita meninggalkan suatu generasi yang akan datang, yang mudah sekali meninggalkan shalat

Istri, anak adalah amanah . maka arahkanlah se-dini mungkin dengan hal yang terbaik.



c. meninggalkan apa yang dilarangnya

larangan dan perintah amat banyak .

Dalam perkara yang dilarang, jauhlah dengan sejauh-jauhnya.
Dalam perkara yang diperintahkan,maka lakukanlah semampu kalian.

Mastatha'tum (menurut kesanggupanmu) hanya untuk perkara yang diperintahkan ,bukan dalam perkara larangan.

Agar selamat dari zina :

- Berpakaian yang baik-menutup aurat dan Ghadhul Bashar atau menjaga pandangan (Baca Q.S. An-Nur :30-31)
- Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu mendayu- dayu dalam berbicara sehingga orang yang mendengarkan ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik (Petikan dari Surah Al Ahzab Ayat 32)

d. Beribadah hanya kepada Allah, dengan tidak mempersekutukan-Nya


'Islam tidaklah perlu tambahan dan kurang sedikitpun, karena Islam ini sempurna membahas seluruh Aspek kehidupan'

@ Teguran Allah pada Surat 'Abasa

(1). Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,
(2). Karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)

Asbabun nuzul dari ayat pertama surat 'Abasa adalah ketika Rasulullah sedang menghadapi pembesar-pembesar dari kaum Quraisy dan beliau sangat mengharapkan agar mereka dapat masuk Islam. Namun ketika itu datanglah seorang yang buta bernama Abdulah Ibnu Ummi Maktum. Abdullah bin Ummi Maktum ketika itu ingin meminta diajari tentang ajaran Islam.

Hal ini dijelaskan pada ayat kedua: 2. Pada ketika itu Rasulullah Saw. Tampak bermuka masam dan berpalling. Namun Allah Swt. Segera menegurnya dengan mewahyukan surah ‘abasa ayat satu s/d sebelas.

@ Hikmah yang bisa dipetik adalah:

Allah Swt. Segera menegur Rasulullah , ketika kemudian Rasulullah berwajah masam dan berpaling kepada seorang buta Abdullah bin Ummi Maktum.


Dalam sebuah Hadits, suatu ketika Abdullah Ibnu Ummi Maktum pernah datang menghadap Rasulullah Saw, guna menanyakan perihal bolehkah ia tidak pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat dikarrenakan kecacatannya. Rasulullah Saw menjawab, “Boleh.” Namun ketika dia telah berlalu, Rasulullah Saw memanggil Abdullah Ibnu Umi Maktum kembali kemudian bertanya kepadanya, “apakah terdengar olehmu kumandang suara adzan?”, kemudian Abdullah Ibnu Umi Maktumpun menjawab, “iya ya Rasululah saya mendengarnya.” Nabipun bersabda “kamu harus pergi untuk menjalankan shalat di masjid.”

kontekskan dengan realitas saat ini, maka bukan hanya dalam pendidikan agama Islam saja orang-orang cacat berhak mendapat kesetaraan dalam menikmati pendidikan agama Islam, tetapi juga dalam pendidikan secara umum. Namun jika kita melihat realitas yang terjadi saat ini

Secara eksplisit dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tidak ada diskriminasi kepada kelompok-kelompok tertentu.

pendidikann pada umumnya dan pendidikan agama pada khususnya itu bukanlah untuk kelompok-kelompok tertentu.
 

Sumber:
Terinspirasi Kajian di Masjid Al-Hidayah, 3 Februari 2013 oleh Ust. Abdus Salam.
http://www.habiblutfiyahya.net/index.php?option=com_content&view=article&id=57%3Akesaksian-allah-swt-atas-risalah-dan-keistimewaan-nabi-muhammad-saw&catid=37%3Aartikel&Itemid=30&lang=ar

http://fidi.mywapblog.com/teguran-allah-dalam-surah-abasa.xhtml
http://kasino.heck.in/13-aurat-seorang-wanita.xhtml
 



0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes